VivoWatch memiliki muka jam berbentuk kotak yang agak melengkung di sisi-sisinya, yang terbuat dari stainless steal. Wearable dari ASUS ini memiliki bezel yang cukup besar dengan logo ASUS yang tampil cukup mencolok di bagian atasnya.
ASUS VivoWatch memiliki bodi yang cukup tebal, sehingga Anda tidak bisa menyamarkannya sebagai sebuah jam biasa. Namun, VivoWatch masih pantas untuk digunakan oleh wanita atau pria, meski jika Anda memiliki pergelangan yang kecil, VivoWatch akan terlihat kedodoran di tangan Anda.

Fungsi dari VivoWatch cukup standar yaitu menghitung banyak langkah yang Anda ambil dan kalori yang terbakar. Selain itu, ia juga dapat menghitung durasi tidur Anda dan berapa lama tidur Anda nyenyak.
Untungnya, VivoWatch dapat merekam waktu tidur Anda secara otomatis, jadi, Anda tidak perlu mengaktifkannya saat hendak tidur. Namun, selama saya memakai VivoWatch, sesekali waktu tidur saya tidak terekam.
Pada muka jam default, Anda dapat melihat waktu, hari dan tanggal. Informasi ini akan terus tampil pada VivoWatch, sehingga Anda tidak perlu menggerakkan pergelangan tangan atau menekan tombol pada jam untuk mengaktifkan layar.
Anda bisa melihat informasi lain pada layar VivoWatch dengan melakukan swipe ke kiri dan ke kanan atau ke atas dan ke bawah. Namun, sebelum melakukan swipe, Anda harus menekan satu-satunya tombol fisik yang terletak di sebelah kanan jam. Anda bisa mengubah wajah jam melalui aplikasi HiVivo yang bisa diunduh via Google Play.

Seperti yang saya sebutkan sebelum ini, VivoWatch tidak memiliki semua fitur yang ada pada smartwatch. Salah satunya adalah notifikasi. Ketika ada telepon masuk, VivoWatch memang akan bergetar, tapi ia tidak akan menampilkan notifikasi seperti WhatsApp atau email.
Selama pemakaian, saya mendapatkan notifikasi SMS, meski jarang (siapa yang masih menggunakan SMS sekarang ini?). SMS tersebut bisa saya baca melalui VivoWatch, tapi hanya sebagian, karena layar pada wearable ini tidak bisa digunakan untuk melakukan scrolling.
VivoWatch memiliki layar monochrome. Di satu sisi, hal ini memang membuatnya terlihat tidak semewah smartwatch lainnya. Di sisi lain, layar monochrome dari VivoWatch membuat baterainya sangat awet.
Ketika meluncurkan wearable ini pada tahun lalu, ASUS mengklaim baterainya dapat bertahan selama 10 hari. Saat mencobanya, baterai wearable ini memang bertahan lebih lama dari kebanyakan smartwatch yang ada, yaitu selama 7 hari.

Wearable dari ASUS ini juga dilengkapi dengan fitur untuk mengukur tingkat ultraviolet saat Anda berada di luar. Selain itu, ia memiliki mode olahraga, yang bisa Anda aktifkan dengan menekan tombol di sebelah kanan selama beberapa lama. VivoWatch tidak bisa mendeteksi jenis olahraga yang Anda lakukan.
Satu hal yang menarik adalah adanya lampu yang terletak di bagian bawah layar jam. Ia akan berkelip berwarna hijau ketika detak jantung Anda masih normal tapi akan berkelip berwarna merah saat Anda dianggap melakukan olahraga terlalu keras. Hal ini memudahkan pengguna untuk mengerti apakah mereka terlalu memaksakan diri atau tidak.

Saat pertama kali hendak memakai VivoWatch, Anda harus langsung mengunduh aplikasi HiVivo pada smartphone Anda. Setelah itu, sinkronisasikan VivoWatch dengan aplikasi.
Dalam aplikasi HiVivo, Anda dapat melihat rangkuman dari kegiatan Anda sehari-hari, seperti jumlah langkah yang Anda ambil, kalori yang terbakar dan rata-rata detak jantung Anda. Selain itu, Anda bisa melihat bagaimana jejak rekam Anda selama satu minggu.
Dengan harga Rp1,8 juta-an, VivoWatch terbilang cukup terjangkau jika dibandingkan dengan wearable lain. Mengingat ia memang tidak memiliki fungsi penuh dari smartwatch, itu bukanlah hal yang aneh.
(MMI)