Sebagai informasi, MSM sudah ada sejak awal tahun 1990-an dan digunakan pada perangkat 2G, 3G, 4G dan bahkan 5G, serta menghadirkan kerentanan serius memungkinkannya diretas dari jarak jauh semudah mengirim pesan SMS.
 
Mengutip GSM Arena, dengan demikian, peretas akan dapat memanfaatkan kerentanan ini untuk menyisipkan kode berbahaya ke dalam mode dari perangkat Android. Kode ini memungkinkan pelaku tindak kejahatan untuk mendengarkan panggilan, membaca pesan teks.
Bahkan, kerentanan ini juga dapat memberikan akses kepada peretas dalam membuka kunci kartu SIM, sehingga dapat memperoleh jalan pintas dari batasan yang diterapkan oleh penyedia layanan seluler.
Menurut laporan tersebut, hampir 30 persen dari seluruh smartphone yang didukung chipset Qualcomm merupakan target potensial untuk eksploitasi itu. Satu-satunya hal yang pengguna dapat lakukan saat ini adalah dengan menjaga perangkat didukung patch keamanan terbaru.
Selain itu, menurut pernyataan resmi yang dirilis Tom’s Guide, Qualcomm telah menyediakan software untuk memperbaiki celah MSM tersebut pada bulan Desember 2020, dan patch keamanan selanjutnya yang diklaim mampu menyelesaikan permasalahan.
Anehnya, tidak tersedia informasi pada buletin keamanan Android yang menyebutkan perbaikan bug. Informasi yang beredar menyebut Google akan secara terbuka menyampaikan perbaikan eksploit ini di patch keamanan bulan Juni.
(MMI)