Kabar ini datang langsung dari pendiri sekaligus CEO Razer, Min Liang Tan yang mengklaim dirinya baru saja menggelar rapat internal mengenai produk laptop yang akan dirilis tahun depan. Hal tersebut disampaikan lewat unggahan akun Twitter resmi miliknya.
“Baru saja melakukan rapat panjang mengulas daftar laptop gaming kami yang akan dirilis tahun depan, kelihatannya akan ada kenaikan harga komponen dan lainnya yang signifikan dan kita bakal menjumpai kenaikan harga laptop gaming generasi terbaru, termasuk Razer,” tulis Tan.
Apabila hal ini terjadi pada Razer maka bisa diprediksi bahwa kondisi serupa juga akan terjadi pada merek lain. Saat ini sejumlah laptop Razer yang ada di pasar sendiri sudah dibanderol pada harga yang cukup mahal.
Just had a long meeting to review our gaming laptops line for next year - looks like there are significant increases in component costs etc and we'll be seeing price increases for next gen gaming laptops across the board (including the @Razer Blade) next year.
— Min-Liang Tan (@minliangtan) November 30, 2021
Penyebabnya diprediksi adalah kelangkaan semikonduktor yang berimbas ke suplai dan produksi prosesor (CPU) dan kartu grafis (GPU). Jadi masalah ini bukan hal baru namun cukup serius melihat sebagian gamer melihat laptop gaming sebagai alternatif untuk memperoleh perangkat dengan spesifikasi baru atau lebih tinggi dari PC desktop.
Tentu saja kabar dari CEO Razer sebetulnya bukan hal yang baru. Beberapa waktu lalu TSMC yang dikenal sebagai produsen prosesor dan GPU untuk Nvidia, Apple, AMD, dan kabarnya Intel dikabarkan akan memaksa kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan pasar yang bakal masih mengalami kelangkaan hingga tahun depan.
Mengapa harga laptop gaming selalu lebih mahal dari PC desktop? Hal ini disebabkan proses produksi yang menuntut produsen untuk memodifikasi komponen sehingga bisa menyediakan performa atau spesifikasi tinggi ke dalam perangkat yang ringkas untuk dibawa kapan saja dan digunakan di mana saja.
(MMI)