Berdasarkan laporan perkembangan HIV&AIDS Triwulan I tahun 2019 (Januari-Maret) di Indonesia oleh Kemenkes RI, pengidap HIV&AIDS mencapai 338.363 dan 115.601 kasus. Jumlah tersebut meningkat dan menyerang generasi muda pada usia produktif antara 20-29 tahun (32,2 persen).
Perlu dipahami bahwa jumlah tersebut belum mencerminkan keadaan sebenarnya. Penyebabnya adalah kasus HIV&AIDS layaknya fenomena gunung es (iceberg phenomena) di mana kasus yang muncul di permukaan sangat kecil dibandingkan yang sebenarnya.
Untuk menumbuhkan kesadaran akan bahaya penyakit ini, bertepatan dengan peringatan Hari AIDS Sedunia pada 1 Desember 2019, Yayasan AIDS Indonesia menggelar acara bertema #KamuTahuKamuBerbagi.
Acara yang merupakan bagian dari soft campaign tersebut diikuti oleh beberapa komunitas, yaitu Backpacker Jakarta (BPJ), Sugar Glider Fun and Crazy (SGFC), dan PIK ATENNA UNJ sebagai community partner.
Rangkaian acara yang berlangsung di Bundaran Hotel Indonesia (HI) itu berupa jalan sehat bersama, pendaftaran relawan baru, dan konsultasi seputar HIV&AIDS.
Tujuan kegiatan ini adalah menimbulkan kesadaran masyarakat mengenai status HIV. Salah satunya melalui pemeriksaan darah melalui layanan VCT.
Yayasan AIDS Indonesia juga mengedukasi terkait pencegahan dan penanggulangan HIV&AIDS, memberikan pemahaman HIV&AIDS terhadap komunitas, dan melibatkannya dalam kegiatan.
Tak kalah penting, Yayasan AIDS Indonesia mengajak masyarakat agar tidak mendiskriminasi ODHA, penderita HIV&AIDS.
(ROS)