Menurut dr. Yudianto, SpOG tidak terdapat ciri khusus seseorang yang memiliki rhesus negatis, sebagaimana seseorang memiliki jenis golongan darahnya dengan sistem ABO. Di Indonesia 99 persen dengan Rh positif.
Jadi, apa yang harus dilakukan ibu hamil?
Dr. Yudianto memberikan saran harus dilakukan pemeriksaan. Ia menerangkan ibu Rh negatif dengan janin Rh positif harus diberikan obat Rh-immune globulin (Rhogram) yang berfungsi untuk meyelimuti darah janin Rh yang masuk ke dalam sirkulasi darah Ibu Rh negatif, sehingga tubuh ibu tidak membentuk anti Rh..jpg)
(Dr. Yudianto memaparkan setiap manusia berdasarkan protein faktor Rh pada permukaan sel darah merah akan tergolong berRh positif yang antinya mempunyai antigen Rh atau negatif yang artinya tidak mempunyai antigen. Foto: Pexels.com)
"Dengan demikian pemberian Rh-immune globulin sesungghnya bertujuan melindungi janin pada kehamilan berikutnya.Pemberian obat Rh-immune globulin diberikan saat usia kehamilan 28-32 minggu dan dalam 72 jam setelah melahirkan," papar dr. Yudianto.
Lalu, apakah bisa menyebabkan sesuatu yang dapat menyakiti janin dalam rahim?
Keadaan alloimunisasi Rh (pembentukan anti Rh dan penghancuran) akan mengakibatkan janin anemia sampai dengan kematian dengan pembengkakan hati janin karena berusaha menghasilkan butir darah merah. Sedangkan untuk bayi baru lahir akan menderita hiperbilirubin.
Timbul juga pertanyaan lainnya, yaitu apa yang terjadi jika bayi lahir nanti? Apakah darahnya sudah pasti ikut rhesus negatif ataukah tidak? "Bayi yang dilahirkan dari Ibu Rh negatif dari Ayah Rh positif adalah Rh positif. Setelah lahir harus dipastikan tidak ada kenaikan kadar bilirubin," pungkas dr. Yudianto.
(TIN)