Ketika hal ini terjadi, apakah orang tua harus menghentikannya atau melakukan hal yang lain?
Berikut cara orang tua menghadapi anak yang punya teman khayalan yang dilansir dari Healthline.
Perlu diketahui bahwa memiliki teman khayalan adalah hal yang normal. Menurut penelitian, rata-rata anak akan menjalin hubungan ini hingga umur tujuh tahun.
Bila hal ini terjadi pada anak Anda, maka Anda tak perlu khawatir karena tentunya temannya ini merupakan bagian dari imajinasinya yang penting permainan dan perkembangan anak. Anda tak perlu membatasinya dalam beresksplorasi walaupun kadang Anda merasa seram.
Hal yang perlu Anda lakukan adalah dengan mengenal teman imajinasi yang dimiliki anak Anda. Ajukan beberapa pertanyaan yang ingin Anda ketahui tentangnya.
Dari sini Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang anak Anda, minat mereka, dan apa yang dilakukan teman khayalan itu pada mereka.
Misalnya, apakah teman khayalan mereka mengajari mereka cara menjalin pertemanan?Bahkan di sini Anda juga bisa ikut bermain bersama. Siapkan tempat ekstra saat makan malam, atau tanyakan pada anak Anda apakah teman mereka sedang dalam perjalanan.
Namun bila teman imajinasinya membawa anak Anda dalam masalah, maka Anda bisa mulai memberi batasan dengan mengomunikasikannya pada anak Anda. Hal ini dilakukan untuk mengajari anak Anda.
Teman khayalan bukanlah sebuah ancaman, justru memberi banyak keuntungan seperti:
- Anak jadi memiliki kognisi sosial yang unggul- Anak lebih mudah bergaul
- Kreativitas meningkat
- Anak jadi memiliki strategi koping yang lebih baik
- Pemahaman emosional meningkat
Anda tak perlu takut dengan hal ini. Memiliki teman khayalan adalah sesuatu yang natural dan membahagiakan anak Anda.
(YDH)