"Ini memungkinkan mobilitas konsumen properti menjadi lebih tinggi dari kawasan Tangerang ke wilayah sekitarnya, terutama ke Jakarta," kata Head of Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus.
Menurut Anton, setidaknya terdapat empat proyek jalan tol sepanjang total 65,52 kilometer (km) dengan nilai investasi sekitar Rp14,37 triliun. Hal ini turut mendongkrak pertumbuhan properti di Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang.
Menurut data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) proyek-proyek infrastruktur itu mencakup Tol Serpong-Balaraja sepanjang 30 km senilai Rp6,04 triliun.
Cinere-Serpong sepanjang 10,14 km senilai Rp2,21 triliun. Lalu, Kunciran-Serpong sepanjang 11,19 km senilai Rp2,62 triliun dan Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran sepanjang 14,19 km senilai Rp3,50 triliun.
Di luar keempat proyek tersebut, kini kawasan Tangerang dirajut oleh sejumlah infrastruktur tol seperti Tol Merak- Jakarta dan Jakarta Outer Ring Road (JORR). Belum lagi infrastruktur transportasi lain seperti bus TransJakarta untuk koridor Ciledug-Tendean dan moda raya terpadu (MRT) Jakarta.
"Kehadiran bus TransJakarta koridor 13 tentu saja membantu konsumen dan mendongkrak properti di kawasan Ciledug," papar Direktur Utama PT Bhakti Agung Propertindo Agung Hadi.
Menurut Bhakti, proyek apartemen dan kondotel di kawasan perbatasan Jakarta-Kota Tangerang masih banyak peminatnya. Indikasi hal itu dapat terlihat dari penjualan proyek aprtemen yang sudah mencapai separuh dari total unit
yang ditawarkan.
"Hal serupa juga dialami penjualan kondotel yang juga diminati masyarakat," ujar dia.
(KIE)