"Secara khusus, Saya meminta sinergikan riset inovasi nasional untuk hasil yang lebih dalam, kalau pinjam bahasa Bapak Presiden agar lebih 'nendang',” ujar Bambang dalam Rapat Kerja Kemenristek/BRIN, secara virtual, Jumat 27 November 2020.
Pihaknya ingin adanya integrasi infrastruktur dan sumber daya dalam mencapai inovasi tersebut. Untuk itu dia mengimbau kepada Lembaga Penelitian Pengakjian dan Penerapan (Litbangjirap) baik di Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang Kementerian, maupun Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) untuk bisa bersama-sama melakukan kolaborasi.
Integrasi yang dimaksud Bambang ialah riset inovasi yang memiliki ekosistem yang baik. Salah satunya perlu adanya dorongan penelitian yang bermanfaat dan bernilai tambah.
"Caranya melakukan sinergi riset inovasi antara pemerintah, dunia usaha, dan dunia industri, serta komunitas peneliti atau dosen dan optimalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi," sambungnya.
Baca juga: Distribusi Vaksin Merah Putih Mundur ke Penghujung 2021
Menurut Bambang integrasi adalah modal awal untuk menjadikan Indonesia keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah. Integrasi dan debirokratisasi lembaga Litbangjirab juga dilakukan oleh banyak negara maju lainnya.
Dengan adanya Kemenristek/BRIN sebagai koordinator yang nantinya akan melakukan integrasi tersebut, Bambang percaya integrasi akan membuat semua komponen Litbangjirap nasional dapat menunjukkan kinerja yang lebih baik.
“Sebagai Kementerian yang diberikan mandat oleh undang-undang untuk menjaga dan mengintegrasikan Litbangjirap di Indonesia, Kemenristek/ BRIN meminta Program Riset Nasional (PRN) agar benar-benar melahirkan produk nasional yang membanggakan dan bermanfaat bagi masyarakat,” pungkas Bambang.
(CEU)