Robot ini dapat mengantarkan makanan dan minuman serta mentransfer pesanan ke counter. Robot berjalan dengan roda ini bisa menghindari meja dan kursi atau benda lain yang merintanginya.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) Waryono Abdul Ghofur mengatakan, di tengah pandemi dan isu pernikahan dini, muncul generasi santri putri yang menunjukkan bukti prestasi pintar mengaji dan canggih dalam teknologi. Bagi dia, ini bukti bahwa pernikahan dini bukan arus utama budaya Indonesia
"Perempuan harus dipandang sebagai komplemen bukan suplemen dalam tradisi tafaqquh fiddin dan penguasaan teknologi," kata Waryono mengutip siaran pers Kemenag, Jumat, 19 Februari 2021.
Baca: Mahasiswa ITS Gagas Hidroponik Serbaguna Berbasis IoT
Robot pelayan ini ada di Cafe Robotik Arfa Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang. Inovasi tergolong luar biasa sebab tercipta di tengah pandemi covid 19.
"Kami berharap perguruan Diniyah Putri menjadi contoh berlakunya fungsi pendidikan, fungsi dakwah, dan fungsi pemberdayaan masyarakat," ungkapnya.
Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang didirikan Rahmah El Yunusiyyah pada 1923, dan jadi yang pertama di Asia. Rahmah juga merupakan salah satu tokoh utama pendukung Sumpah Pemuda 1928. Sejak berdiri hingga sekarang Perguruan Diniyah Putri terus berkembang dan berprestasi.
(AGA)