Keempat mahasiswa tersebut adalah Muhammad Fahlul Alhabsy, Daniel Arya Wikanindita, Muhammad Faruq Saputro, dan Shalahuddin Akbar Aviecena. Mereka berhasil membuat gagasan tersebut menjadi sebuah bisnis vas yang diberi nama Kindcrete.
"Nama ini merupakan akronim dari dua kata bahasa Inggris, kind dan concrete, yang berartikan beton yang ramah," ungkap Ketua Tim, Muhammad Fahlul Alhabsy (Fahlul), mengutip siaran pers ITS, Jumat, 8 Januari 2021.
Baca: Parkiro, Sistem Parkir Cerdas ala Mahasiswa ITS
Fahlul menjelaskan inovasi bisnis ini dilatarbelakangi oleh limbah fly ash yang dianggap berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Apalagi, jumlah pemanfaatan fly ash yang masih minim, mengingat terdapat 1.046.560 ton fly ash yang belum diolah oleh PT PLN.
"Ditambah sustainable product yang tersedia di Indonesia juga terbatas," beber Fahlul.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Fahlul dan tim mencoba mendayagunakan limbah fly ash yang ada dengan teknik solidifikasi. Teknik ini dipilih untuk menjadikan produk bernilai jual tinggi yang aman bagi lingkungan
"Produk ini diharapkan menjadi produk ramah lingkungan yang berimbas kepada gaya hidup modern yang berkelanjutan," ujarnya.