Menristek Sebut Inovasi Butuh Keberpihakan Regulasi

Jakarta: Menteri Riset Teknologi / Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, bahwa sebuah inovasi dicapai berkat dukungan banyak faktor. Salah satunya dukungan regulasi yang sesuai.

Terlebih, kata dia, di era pandemi covid-19. Regulasi yang disesuaikan dengan kondisi pandemi, kata Bambang, akan turut mempercepat hilirisasi dari inovasi teknologi.
"Untuk mendorong inovasi, misalnya dalam satu produk industri mau tidak mau harus ada regulasi yang memberikan pemihakan kepada produk industri dalam negeri. Dalam bentuk apa? misal pengadaan oleh pemerintah," kata Bambang dalam Media Grup News Summit Indonesia 2021 yang digelar secara daring, Rabu, 27 Desember 2021.

Bambang menyebutkan, jika negara sebesar Jepang maupun Korea pun turut membuat regulasi yang berpihak pada inovasi dalam negeri mereka. Hingga akhirnya penggunaan inovasi teknologi mereka menjadi efesien.

"Dengan adanya keberpihakan tadi, akhirnya bisa menjadi economic solving. Dengan itu biaya produksi turun dan akan menciptakan daya saing dengan produk lainnya. Hingga akhirnya tidak lagi perlu dukungan dan diserahkan kepada market," sambung Bambang.

Baca juga:  Kemenristek Gelar Rakor Bahas PRN Hingga Vaksin Merah Putih

Kepercayaan masyarakat terhadap produksi dalam negeri itulah yang diharapkan dapat diwujudkan melalui regulasi yang berpihak dari pemerintah. Adalah hal wajar menurutnya, di tahap awal, inovasi dalam negeri diberi proteksi oleh pemerintah.

Dengan begitu dia berharap, produk inovasi teknologi Indonesia bisa menjadi juara di negeri sendiri.  Bahkan bukan tidak mungkin dapat digunakan secara masif oleh masyarakat Indonesia sendiri.

"Hingga akhirnya ini menjadi economic solving buat kita semua. Kita harus menciptakan ekosistem sendiri, ada kepercayaan di market kita sendiri," tutupnya.

(CEU)