Sebanyak 33 perguruan tinggi ikut serta pada perlombaan ini, seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Indonesia, Telkom University, dan masih banyak lagi. Tim Aksantara ITB berhasil memenangkan lima gelar dari enam divisi perlombaan KRTI, di antaranya:
1. Juara 1 pada divisi Racing Plane mengalahkan 33 perguruan tinggi
2. Juara 2 pada divisi Fixed Wing (FW) mengalahkan 20 perguruan tinggi
3. Juara 3 divisi Technology Development subdivisi Propulsion System Development (TDP) mengalahkan tujuh perguruan tinggi
4. Juara 3 divisi Technology Development subdivisi Airframe Inovation (TDA) mengalahkan 13 perguruan tinggi
5. Juara Harapan 2 divisi Technology Development subdivisi Flight Controller Development (TDF).
KRTI merupakan kontes robot terbang tahunan berskala nasional, setiap divisi yang diperlombakan memiliki tema yang berbeda-beda, seperti divisi Fixed Wing yang mengangkat tema “Pengiriman Paket Darurat pada Wilayah Karantina” dan divisi Technology Development (TDA, TDF, dan TDP) mengangkat tema “Innovate UAV Technology”.
Menurut Rafael, sebagai Ketua Aksantara ITB 2019-2020, tim ini telah melakukan persiapan KRTI 2020 sejak awal Januari bersamaan dengan proses rekrutmen anggota baru dan pembentukan tim lomba KRTI Aksantara. Walaupun Unila menjadi tuan rumah KRTI 2020, karena situasi pandemi covid-19 seluruh peserta tidak mengikuti lomba di Lampung melainkan diminta untuk mendemonstrasikan produk yang dilombakan dari daerahnya masing-masing.
Baca juga: Jill Biden, Sosok Akademisi Tulen Kini Jadi 'First Lady' AS
Adanya musibah pandemi covid-19 ini juga berdampak pada persiapan lomba. Awalnya pihak kampus belum mengizinkan untuk melakukan aktivitas khusus untuk tim lomba di area kampus sehingga tim tidak dapat mengakses fasilitas kampus dan workshop yang biasa digunakan untuk persiapan lomba.
Sampai akhirnya pihak kampus mengizinkan tim untuk mendapatkan tempat kerja di Asrama Sangkuriang ITB. Tidak hanya soal tempat persiapan lombanya saja, tetapi juga tempat untuk mendemonstrasikan produk menjadi kendala lain yang dihadapi.
"Karena demonstrasi produk dilakukan dari daerah masing-masing yang kemudian dibuat video, mencari tempat yang luas dengan izin resmi itu bukan hal yang mudah,” ujar Rafael.
Menjalani perlombaan di tengah situasi pandemi covid-19 bukanlah hal yang mudah. Namun tim Aksantara ITB telah membuktikan bahwa keterbatasan situasi bukan menjadi hambatan untuk berpikir kreatif, adaptif, menghasilkan karya yang inovatif, dan spektakuler.
Rafael berharap ke depannya prestasi ini menjadi motivasi Aksantara ITB untuk terus mempertahankan performa dan meningkatkan prestasinya pada kompetisi selanjutnya. Rafael juga berterima kasih kepada seluruh sivitas akademika ITB yang telah mendukung tim Aksantara ITB untuk mengikuti KRTI 2020.
Aksantara ITB merupakan sebuah unit kegiatan mahasiswa yang bergerak di bidang robotika terbang atau yang biasa disebuat Unmanned Aerial Vehicle/Drone (UAV). Unit ini resmi didirikan pada 2018, berawal dari tim lomba yang dibentuk untuk menghadapi KRTI 2013 hingga akhirnya menjadi sebuah unit untuk menyalurkan minat di bidang UAV.
(CEU)