"Vaksin DNA lebih cepat pengembangannya," kata Ketua Tim Pengembang Vaksin Merah Putih UI, Budiman Bela, dalam webinar Tantangan dan Kebijakan Pengembangan Vaksin Merah Putih untuk Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19, Jumat, 22 Januari 2021.
Saat ini, kata dia, vaksin DNA sebetulnya masuk kepada stabilitas dan efisiensi produk produksi. "Jadi menilai bagaimana kita membuat produksinya lebih tinggi dan efisien," kata dia.
Budiman menuturkan pada pengembangan vaksin DNA tersebut, nantinya harus dibuat persiapan yang baik untuk uji praklinik dan uji klinik.
Baca: Vaksin Merah Putih Harapan Penuhi Kebutuhan Vaksinasi Jangka Panjang
UI mengembangkan vaksin COVID-19 dengan empat platform yaitu DNA, RNA, protein rekombinan subunit, dan virus like particles (VLP). Setiap platform memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Ia mengatakan, vaksin DNA tergolong lebih mudah dikembangkan, biaya produksi relatif lebih rendah. Selain itu, relatif stabil pada 2-8 derajat celsius dan suhu ruang. Sementara, vaksin RNA membutuhkan teknologi produksi lebih rumit dibanding vaksin DNA. Selain itu, memerlukan lebih banyak komponen dalam produksinya.
"Namun, vaksin RNA diyakini lebih aman daripada vaksin DNA, namun belum ada bukti sampai saat ini bahwa vaksin DNA misalnya terintegrasi dengan kromosom kita," tutur Budiman.