Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical merupakan produsen vaksin asal Tiongkok. Salah satu produk yang sudah dihasilkan adalah vaksin meningitis yang sudah dipakai untuk jamaah haji dan umroh di Indonesia.
Peneliti utama uji klinis fase III vaksin rekombinan Covid-19 Anhui dr. Rodman Tarigan, Sp.A(K), M.Kes., menjelaskan, uji klinis fase III ini akan melibatkan 4.000 relawan. “Kita menyasar target relawan dari nonkesehatan,” ujar Rodman, dikutip dari laman Unpad, Rabu, 17 Februari 2021.
Berbeda dengan jenis vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinovac, Anhui mengembangkan jenis vaksin rekombinan atau sub unit protein. Artinya, platform vaksin ini diambil dari spike glikoprotein atau bagian kecil virus yang akan memicu kekebalan tubuh saat disuntikkan ke tubuh manusia. Ini berbeda dengan jenis vaksin Sinovac yang diambil dari virus yang dimatikan.
Secara teori, papar Rodman, vaksin rekombinan menimbulkan daya tahan tubuh lebih lama dibanding virus yang dimatikan. Sebagai contoh vaksin rekombinan Hepatitis B. Berdasarkan hasil penelitian, penyuntikan tiga kali vaksin tersebut akan memberikan kekebalan yang lebih lama.
“Secara teori, vaksin rekombinan bisa menimbulkan kekebalan lebih lama dan memberikan perlindungan lebih lama juga, mungkin bisa sampai dua tahun. Namun, teori itu harus dibuktikan dengan uji klinis,” ujar Rodman.
Vaksin rekombinan covid-19 Anhui sendiri sudah menjalani uji klinis fase I dengan mengikutsertakan 50 subyek penelitian dan uji klinis fase II dengan 900 subyek penelitian. Hasil dari dua uji klinis ini diklaim aman dan memberikan kekebalan yang tinggi.