Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, Paripurna Sugarda mengatakan, rencananya obat anti virus covid-19 ini ditargetkan siap dipasarkan pada 2022. Paripurna menuturkan, kerja sama pengembangan obat menggandeng FAI. Perusahaan filantropi ini menyediakan pendanaan bagi peneliti UGM untuk mengembangkan obat untuk membantu penanggulangan pandemi covid-19.
"Kerja sama ini awalnya untuk mengembangan obat antiradang, namun juga dikembangkan untuk antivirus Covid-19 juga," ujar Paripurna mengutip siaran pers UGM, Kamis, 3 Desember 2020.
Baca: GeNose Masuk Uji Validasi, Diprediksi Siap Digunakan Akhir 2020
Menurut dia, melalui kerja sama dengan mitra industri ini, UGM nantinya tidak hanya memproduksi alat diagnosis covid-19 berbasis antigen RI-GHA maupun GeNose yang mendeteksi covid-19 dari embusan nafas. UGM juga akan memproduksi obat anti virus.
"Kita tidak hanya memproduksi alat deteksi positif covid-19 tapi juga bisa memproduksi vaksin juga bahkan kita bisa memproduksi obat covid-19," ujarnya.
Paripurna menjelaskan, sejauh ini pengembangan obat antivirus covid-19 ini masih menunggu izin penelitian dan uji klinis dari BPOM dan Komite Etik Penelitian dan Pengembangan. Apabila sudah mengantongi izin, pihaknya sudah menggandeng PT Kimia Farma untuk kerja sama dalam pengembangan lebih lanjut.
"Untuk pengembangnya kita juga kerja sama dengan beberapa rumah sakit di Indonesia," katanya.