"Kalau sebuah keluarga mengalami penurunan tingkat penghasilan, maka dapat dipastikan bahwa yang akan dikorbankan adalah kualitas gizinya," kata Jumeri dalam siaran YouTube Direktorat Sekolah Dasar, Senin, 25 Januari 2021.
Jumeri mengatakan, jika hal tersebut sangat disayangkan. Sebab, jika kebutuhan gizi tidak terpenuhi maka pelajar akan sulit melakukan proses pembelajaran.
"Ini yang harus jadi ikhtiar kita dalam meningkatkan status gizi anak-anak kita agar terhindar dari anemia yang pada gilirannya akan punya kemampuan meningkatkan hasil belajar yang baik," sambung Jumeri.
Setidaknya, kata Jumeri, keluarga harus bisa memberikan kuantitas dan kualitas gizi yang minimum agar para pelajar tidak mengalami anemia.
Baca juga: Angka Anemia Siswa Indonesia Tinggi Ancam Kualitas Belajar
Selanjutnya, dia ingin seluruh pihak mampu mengontrol gizi para pelajar di tengah pandemi. Pemerintah, sekolah, hingga keluarga harus terlibat dalam pemenuhan gizi tersebut. Sebab jika telah mengalami anemia, siswa akan sulit melakukan pembelajaran.
"Harus ada kontrol untuk peningkatan pencegahan orang tua dan sekolah dalam mencegah anemia sejak anak SD. Pemahaman harus dijalankan seluruh pihak," tutup Jumeri.
(CEU)