"Sebenarnya kita sedang mau merancang grand design program untuk ini. Ini nama internal kita ya kita panggilnya tiga dosa, ini yang sedang kita bicarakan di dalam tim internal Kemendikbud itu," dalam live Instagram, Jumat, 11 Desember 2020.
Dia menyebut tidak ada toleransi untuk ketiga perilaku tak baik tersebut di dunia pendidikan. Meskipun, dia meyakini sulit untuk menghapus ketiga perilaku tersebut.
Nadim menyebut program yang tengah dirancang ini akan berjalan dengan baik. Sebab, program disusun dengan pendekatan sistematik.
Baca: Cerita Nadiem yang Pernah Jadi Korban Perundungan di Sekolah
"Ini yang kita sebut tiga dosa ini. Ini harus ada sistematic approach di dalam kampus-kampus, sekolah-sekolah, dan enggak mudah," jelasnya.
Menurut Nadiem, penyelesaian masalah perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi dalam dunia pendidikan tak akan selesai dalam waktu dekat. Butuh penanganan yang efektif dan berkelanjutan.
"Ini bisa satu generasi untuk melakukan perubahan ini," ujarnya.
Nadiem mengaku pernah menjadi korban perundungan ketika di bangku sekolah. Dia merasakan betul jika perundungan sangat merusak ekosistem pendidikan. Makanya, ia mengaku bertekad ingin menghapus budaya-budaya tak baik tersebut di dunia pendidikan.
(AGA)