Untuk diketahui, setiap peserta SNMPTN dapat memilih maksimal dua program studi di PTN, di mana satu prodi pilihan harus berada di PTN yang sama dengan provinsi SMA/SMK/MA asal. Sayangnya, banyak peserta seleksi yang merasa sulit untuk mengukur potensi peluang lolos di prodi dan PTN tertentu.
Ketua Pelaksana Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Budi Prasetyo, menyebut ada cara sederhana untuk mengukur potensi kelulusan peserta dalam SNMPTN. Pertama peserta harus melihat historis sekolah.
"Kualitas sekolah itu seperti apa. Kalau kaitannya dengan akreditasi kalau akreditasi bagus kan kuotanya lebih banyak," jelas Budi kepada Medcom.id, Senin, 22 Februari 2021.
Baca juga: Unsoed: Sangat Tidak Disarankan Lintas Prodi di SNMPTN
Kualitas sekolah juga dipengaruhi oleh historis para alumni maupun mahasiswa yang berasal dari sekolah peserta seleksi. Perguruan tinggi, kata dia, memiliki indeks mahasiswa berdasarkan data sekolah asal.
"Siswa yang sudah diterima di PTN itu dilihat prestasi akademiknya seperti apa, termasuk dari situ oleh masing-masing PTN menjadi indeks sekolah untuk melihat sekolah itu ada yang bagus ada yang kurang bagus," lanjut dia.
Kemudian, para peserta juga harus mawas diri terkait prestasinya sendiri di sekolah. Prestasi semasa sekolah akan menggambarkan kualitas dan kemampuan peserta.
"Jadi tahu diri, jadi kan pakai nilai rapor, kalau ada prestasi bisa ada pertimbangan penambahan. Makanya kita fasilitasi untuk unggah sertifikat prestasi, nanti dari Perguruan tinggi akan mempunyai indeksnya. Jadi nanti nilai akhirnya dinilai indeks sekolah, prestasi akademi siswa dan ditambah prestasi lainnya bagi yang punya," tutup Budi.
(CEU)