"Komorbid satu orang, semua menjalani isolasi mandiri di rumah. Sudah sembuh ada empat orang," kata Kepala Sekolah SMPN 1 Tarakan, Tri Junarto di Tarakan, Minggu, 25 Januari 2021.
Tes usap awalnya dilakukan terhadap 18 orang, setelah sebelumnya menemukan empat orang yang positif. Kemudian tiga orang lainnya melakukan tes usap secara mandiri.
Awal mula mereka yang terpapar, karena adanya pelaku perjalanan dari Nunukan salah seorang istri dari guru SMPN 1 yang bekerja di Puskesmas. "Kami bersama komite sekolah memutuskan untuk menunda pembelajaran tatap muka, karena adanya guru yang terpapar covid-19," kata Tri.
Hal tersebut sudah dia sampaikan dengan melayangkan surat ke Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Puskesmas dan Penanggung Jawab Penanggulangan covid-19 Tarakan.
Sementara itu, jejak pendapat untuk pembelajaran tatap muka hasilnya 44,4 persen setuju dilakukan secara pembelajaran tatap muka, sedangkan sisanya sebesar 55,6 persen setuju dilakukan pembelajaran daring.
Baca juga: Angka Anemia Siswa Indonesia Tinggi Ancam Kualitas Belajar
Menurutnya, dari kesiapan sarana pendukung kegiatan belajar tatap muka maupun standar operasional prosedur (SOP), pihaknya sudah siap. Kesiapan sarana seperti ruang kelas, wastafel, hand sanitizer, sabun, pengukur suhu badan. Demikian juga kesiapan SOP baik di lingkungan maupun di luar sekolah.
Namun, karena ada guru yang terkonfirmasi covid-19, pihaknya terpaksa menunda pelaksanaan tatap muka di sekolah. Tri Junarto memperkirakan, jumlah guru yang terkonfirmasi covid-19 mencapai 9 hingga 10 orang.
“Untuk sarana prasarana, SMP 1 siap. Cuma gurunya ini banyak yang positif,” beber Tri Junarto.
Menurutnya, keputusan ini juga telah disepakati oleh Komite Sekolah. Ditambah lagi persentase orang tua yang setuju menurun menjadi 44,4 persen saja dari 1.246 siswa, yang dipengaruhi terus bertambahnya angka konfirmasi covid-19 di Tarakan.
(CEU)