"Sudah beberapa hari ini kami belajar di sekolah yang memadai," kata Rifai, siswa di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Desa Lolu, Kecamatan Sigibiromaru, Kabupaten Sigi, Rabu, 17 Juli 2019.
Ia sangat senang, sebab sudah dapat kembali lagi belajar di sekolah yang baru selesai dibangun tersebut. Selama beberapa bulan terakhir ini ia tidak belajar dengan nyaman, setelah gempa bumi mengguncang dan menghancurkan banyak sekolah di Kabupaten Sigi.
Termasuk sekolah tempat ia dan teman-teman bersekolah yang hancur rata dengan tanah. Selama sekolah rusak dan sedang dibangun kembali oleh pemerintah, aktivitas belajar mengajar dipindahkan ke salah satu lokasi tidak jauh dari sekolah, dengan menggunakan tenda darurat bantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Non Government Organization (NGO).
Baca: Sulteng Kekurangan Bantuan Tenda Sekolah Darurat
Namun, kata dia, dalam beberapa hari ini, siswa sudah tidak lagi belajar di tenda karena sekolah yang baru sudah selesai dibangun. Hal senada juga disampaikan Ayu, salah seorang siswi SD Inpres Lolu.
Ayu juga merasa gembira karena sudah belajar di sekolah yang baru. Sekolah yang baru itu tetap dibangun di lokasi yang sama. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Sigi menyebutkan jumlah bangunan sekolah yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi dan likuefaksi di daerah itu mencapai sekitar 100 unit.
Sekolah terdampak bencana alam tersebut tersebar di 13 dari 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Sigi. Sigi merupakan daerah yang terdampak cukup parah, selain Kota Palu, yang juga dilanda gempa bumi.
Selain banyak bangunan, termasuk rumah penduduk, fasilitas dan infrastruktur jalan, jembatan, irigasi, telekomunikasi, listrik, gempa juga menimbulkan banyak korban jiwa meninggal dunia dan hilang. Sejumlah korban gempa hingga saat ini belum diketemukan.
(CEU)