"Sungguh-sungguh dalam menyiapkan tenaga ahli dalam leksikografi untuk mengimbangi, mempercepat kompilasi dan kodifikasi terhadap bahasa-bahasa yang sekarang masih menjadi bahasa lisan di kalangan penduduk kita," ujar Muhadjir dalam Seminar Leksikografi Indonesia, di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu, 11 September 2019.
Ia menjelaskan, kondisi bahasa lokal saat ini banyak yang belum terserap menjadi bahasa daerah. Bahasa tersebut hanya digunakan oleh kalangan masyarakat tertentu saja.
Muhadjir menyebut, data bahasa daerah yang dimiliki Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan juga belum mencakup setengah dari jumlah bahasa lokal. Lantaran luasnya wilayah Indonesia dan beragamnya suku yang ada.
"Badan bahasa baru 668, padahal itu belum sampai separuh, perlu kerja keras untuk mengumpulkan khasanah kekayaan bukan benda kita yang berkaitan dengan kebahasaan," tuturnya.
Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu mengaku, tidak dapat menjamin bahasa lokal dapat terserap sepenuhnya menjadi bahasa daerah. Jika berkaca, sudah mulai tampak bahasa lokal yang punah, seiring dengan meninggalnya orang yang menggunakan bahasa lokal tersebut.
"Yang terancam punah banyak, yang sudah punah banyak. Tidak ada pencatatan yang sistemik. Perananan leksikograf ini penting untuk Indonesia," pungkasnya.
(CEU)