Kata baru tersebut juga akan mengalami perubahan arti. Bukan makna leksikal, melainkan hanya makna gramatikal.
Misalnya, ber– adalah afiks yang tidak mempunyai arti, sedangkan anak adalah kata dasar. Kata baru akan terbentuk jika ber– ditambahkan pada kata anak, sehingga maknanya pun menjadi ‘mempunyai anak’.
Tak cuma mengubah makna, afiks memiliki sejumlah fungsi lain dalam kalimat. Dikutip dari Quipper, berikut ulasannya:
Fungsi Afiks
- Menyatakan suatu perbuatan, baik aktif maupun pasif
- Menyatakan ketidaksengajaan
- Menyatakan memiliki sifat
- Menyatakan pelaku pekerjaan
- Membuat jadi lebih menambah
- Menyatakan bilangan
- Menyatakan makna kausatif
- Menyatakan keadaan yang berhubungan dengan ukuran
- Menyatakan objek pekerjaan
- Menyatakan penegasan/penentu
- Menyatakan abstraksi
- Menyatakan peristiwa
- Menyatakan makna sampai/hingga
Jenis-jenis Afiks
Dalam tatanan bahasa Indonesia, ada beberapa jenis imbuhan yang sering digunakan, yakni:1. Prefiks
Prefiks adalah imbuhan yang berada pada awal kata. Inilah sebabnya, prefiks sering juga disebut sebagai awalan.Contohnya, me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe-, per-, dan se-.
2. Infiks
Infiks diletakkan di tengah sebuah kata. Infiks juga disebut sebagai imbuhan sisipan.Terdapat empat infiks dalam bahasa Indonesia, yakni -el-, -er-, -em-, dan -in-.
3. Sufiks
Sufiks merupakan kebalikan dari prefiks, yaitu imbuhan diletakkan pada belakang atau akhir kata. Contoh sufiks adalah -an, -kan, dan -i.4. Konfiks
Konfiks sering juga disebut dengan ambifiks atau sirkumfiks. Imbuhan ini terletak di awal dan belakang kata.Ada empat macam konfiks dalam bahasa Indonesia, yaitu ke-an, per-an, pe-an, dan ber-an.
5. Simulfiks
Simulfiks adalah afiks yang tidak berbentuk suku kata. Imbuhan yang ditambahkan akan melebur dengan kata dasar.Jadi, simulfiks mengganti satu atau lebih huruf untuk mengubah makna kata. Contohnya adalah kata sate yang berubah menjadi nyate, dan tongkrong menjadi nongkrong.
6. Kombinasi afiks
Kombinasi afiks sejatinya mirip dengan konfiks, namun keduanya tetap berbeda. Penggunaan konfiks dilakukan secara langsung pada kata dasar, sedangkan kombinasi afiks terjadi secara bertahap.Dalam bahasa Indonesia, ada beberapa contoh kombinasi afiks, yaitu me-kan, me-i, memper-kan, memper-i, keber-kan, ter-kan, per-kan, pe-an, dan se-nya.
Jenis-jenis Afiks dari Afiks Serapan
Selain enam jenis afiks di atas, ada pula imbuhan yang berasal dari afiks serapan. Ini berasal dari kata asing dan memiliki fungsi sebagai kata benda atau kata sifat.Namun, makna katanya secara umum hanya untuk menunjukkan kata sifat. Afiks serapan yang banyak dijumpai dalam bahasa Indonesia ini berasal dari tiga bahasa, yaitu:
1. Bahasa Sansekerta
Imbuhan yang berasal dari bahasa Sansekerta digunakan dengan bahasa baku Indonesia. Gabungan kata ini kemudian membentuk kata yang memiliki makna baru.Contoh imbuhan serapan dari bahsa Sansekerta, di antaranya -man + seni menjadi seniman, -wati + peraga menjadi peragawati, dan -wan + wisata menjadi wisatawan.
2. Bahasa Arab
Contoh afiks serapan yang berasal dari bahasa Arab adalah -wi + dunia menjadi duniawi, -iah + alami menjadi alamiah, dan -i + kodrat menjadi kodrati.3. Bahasa Inggris
Contoh afiks serapan yang berasal dari bahasa Inggris antara lain -is + ego menjadi egois, -isasi + imun menjadi imunisasi, dan -istis + realita menjadi realistis.Demikianlah jenis-jenis afiks yang biasa digunakan dalam tatanan bahasa Indonesia. Seiring berkembangnya zaman, bahasa Indonesia pun turut mengalami perubahan.
Penyerapan kosa kata bahasa asing akan mengalami proses afiksasi dalam bahasa Indonesia. Umumnya, kosa kata yang dipinjam berbentuk nomina, adjektiva, dan verba.
Contoh kosa kata yang merupakan pinjaman bahasa asing adalah kritikus, direktur, jurnalis, suporter, dan psikolog. Dari contoh kata tersebut, ada sufiks us, ur, is, er, dan og yang berbeda dengan imbuhan sufiks pada umumnya.
Kata-kata itu merupakan serapan dari bahasa asing. Maknanya cenderung menunjukkan profesi manusia yang notabene adalah nomina atau kata benda. (Nurisma Rahmatika)
Baca:
(REN)