Ketua tim peneliti Vaksin Merah Putih Unair Fedik Abdul Rantam memastikan berdasarkan dari banyak pengujian Vaksin Merah Putih memiliki kemampuan menangkap varian virus baru. Dalam perkembangannya ada sejumlah varian covid-19, seperti Delta dan Omicron.
"Artinya, dapat menetralisir infeksi bahkan mutasi lainnya. Namun, vaksin tidak bisa diukur dengan titer antibodi, melainkan pada kemampuan netralisasi," jelas Fedik dikutip dari laman unair.ac.id, Selasa, 28 Juni 2022.
Dia menjelaskan titer antibodi relatif tergantung individu. Tetapi, paling penting merupakan netralisasi.
"Memory cell tentu sebanding dengan titer antibodi. Ketika antibodi turun, berarti memorynya rendah dan sebaliknya, memory itu bisa diperbanyak saat melakukan booster atau suntikan kedua,” ucap dia.
Fedik mengatakan agenda uji klinis fase-3 Vaksin Merah Putih termasuk progres program dari pemerintah Indonesia yang melibatkan beberapa institusi. Unair memiliki tiga varian platform, namun yang diandalkan sebagai vaksin anak bangsa merupakan platform inactivated.
“Melalui sampel 59, kita dapat mengisolasi virus covid pada saat itu terdapat 27 isolat, yang kemudian divalidasi menjadi 3 isolat kemungkinan bisa dikembangkan. Dari ketiga isolat, kita lakukan uji berbagai macam, mulai dari stabilitas gen, stabilitas imun genitasnya, dan stabilitas pertumbuhan. Tinggal satu yang kita peroleh dan dapat dikembangkan menjadi vaksin,” jelas Fedik.
Dia menyebut Unair pertama kali mendapatkan isolated virus pada 2020. Dari penemuan itu, penelitian terus berjalan sampai pada uji pre-klinis.
Fedik berterima kasih atas bimbingan dari tim BPOM dalam pembuatan vaksin yang baik dan benar. “Kami sudah bertekad untuk mengembangkan vaksin dan merealisasikan menjadi satu dan ini berkat partner lainnya. Konsep dari pengembangan vaksin ini triple helix menjadi pentahelix, karena melibatkan media massa dan sosial,” tutur dia.
Baca juga: Masuk Fase Akhir Uji Klinik, Vaksin Merah Putih Segera Dapat EUA |
(REN)