Sekolah yang sebelumnya tidak menerima Ikhwan akhirnya mau menerimanya setelah mediasi yang dilakukan Inspektorat Provinsi Banten dengan pihak SMAN 4 Tangerang.
Yudha, 52, paman Ikhwan mengatakan, setelah mempertemukan pihak keluarga dengan SMAN 4 yang berjalan lancar, keponakannya akhirnya diterima di sekolah tersebut.
"Alhamdulillah dari hasil mediasi, Ikhwan dinyatakan masuk SMAN 4 Tangerang. Saya berterimakasih kepada semua pihak yang terus membantu," ujar Yudha, Rabu, 31 Juli 2019.
Yudha menjelaskan, pihak SMAN 4 Tangerang akan terlebih dahulu mengecek kondisi tempat tinggal dan keluarga Ikhwan sebagai langkah verifikasi. Hari ini, lanjutnya, Ikhwan sudah ikut Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMAN 4.
"Hari ini Ikhwan sudah masuk sekolah, saya tadi mengantarnya untuk menemani prosesnya," kata Yudha.
Ia menuturkan, keponakannya bahkan dijanjikan oleh pelaksana tugas (Plt) Kepala Sekolah SMAN 4 Tangerang untuk bantuan seragam dan buku-buku pelajaran.
Kepala Inspektorat Provinsi Banten, Kusmayadi membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, mediasi yang dilakukan dengan pihak SMAN 4 Tangerang berakhir pada kesepakatan kalau Ikhwan diterima di sekolah itu.
"Hasilnya direkomendasikan dan disepakati diterima untuk bersekolah di SMAN 4 Kota Tangerang," jelas Kusmayadi.
Baca: Anak Yatim Ditolak SMA Negeri di Kota Tangerang
Proses mediasi yang difasilitasi Inspektorat berjalan baik, dengan dihadiri banyak pihak seperti Disdikbud Banten, Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Tangerang, Kepala Sekolah SMAN 4 Kota Tangerang dan keluarga Ikhwan.
Sebelumnya, Ikhwan Alfarisi, 15, anak yatim yang tinggal di Jalan Angsana IV Nomor 118, Kelurahan Periuk Jaya, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, gagal masuk di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Tangerang saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi. Dirinya pun bingung, lantaran dua tetangganya bisa masuk di sekolah tersebut dan melaporkan kejadian ini ke Inspektorat Provinsi Banten.
"Jarak rumah ke SMAN 4 cuma sekitar 1,2 kilometer, terus ada tetangga yang dekat rumah sudah diterima di sana, tapi saya doang yang enggak. Kalau mereka masuk, saya juga masuk seharusnya," ujar Ikhwan, Selasa, 30 Juli 2019.
Yudha, 52, paman Ikhwan menjelaskan, keponakannya termasuk dalam keluarga prasejahtera yang tidak sanggup jika harus sekolah di SMA swasta. Lanjutnya, kondisi ekonomi keluarga Ikhwan yang sulit dengan hanya mengandalkan penjualan warung makanan ringan ibunya.
Yudha pun mempertanyakan, lolosnya siswa lain yang rumahnya berdekatan dengan tempat tinggal Ikhwan, yang menjadi pertimbangan dirinya mengajukan surat permohonan. Dirinya heran dengan sistem PPDB di sekolah tersebut yang hanya menggagalkan keponakannya. Namun sekolah tersebut, lanjutnya, adalah fasilitas yang paling bisa dijangkau dana dan jaraknya oleh Ikhwan.
"Kalau tidak diterima karena zona, kenapa ada dua tetangganya Ikhwan diterima di SMAN 4 Kota Tangerang," ucapnya.
(CEU)