"Kualitas pembelajaran tidak boleh berkurang. Uang Kuliah Tunggal atau UKT di setiap PTKN harus menjadi perhatian bagi setiap pimpinan PTKN. Kita semua harus peka terhadap kesulitan mahasiswa," tegas Menag saat melantik Rektor IAIN Batusangkar, UIN Raden Fatah Palembang, dan Ketua STAHN Mpu Kunturan di Jakarta, dalam keterangan tertulis, Jumat, 24 Juli 2020.
Menag berharap, para rektor juga profesional dalam pengelolaan SDM dan pengelolaan dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). "Kita semua, seperti memakai baju putih. Noda sekecil apapun akan mudah terlihat. Kita harus membangun tatakelola dan birokrasi yang baik, agar tetap baik dan semakin baik. Mari istikamah menjaga idealisme dan ruh pendidikan di Indonesia,” seru Menag.
Baca juga: Komisi X: Pengunduran Diri NU dan Muhammadiyah Jangan Dianggap Remeh
Sebelumnya, Menag melantik tiga pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN). Dalam pelantikan, menag meminta agar PTKN jangan hanya menjadi mercusuar ilmu pengetahuan, namun juga bagi akhlak dan moral generasi bangsa.
Menag menegaskan, pimpinan perguruan tinggi yang baru dilantik dipilih bukan karena kenal dengan Menteri Agama ataupun Wakil Menteri Agama. Ketiganya dipilih karena panitia seleksi menilai layak.
Berikut tiga pimpinan PTKN yang dilantik:
1. Dr Marjoni Imamora, M.Sc sebagai Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
2. Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag, M.Si sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.
3. Dr. I Gede Suwindia, S.Ag, MA sebagai Ketua Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kunturan Singaraja.
(CEU)