Namun, kata Nadiem, anggaran yang benar-benar dikelola Kemendikbud hanya sebesar Rp81,5 triliun. Sebab, alokasi anggaran pendidikan dari APBN itu juga dibagi ke beberapa kementerian lainnya yang turut mengurus pendidikan.
Nadiem berencana anggaran yang masuk ke Kemendikbud bakal digunakan untuk mengembangkan wilayah. Hal ini agar kesenjangan pendidikan dapat teratasi.
"Selain itu kita ingin menjamin pemerataan hingga menghasilkan SDM berkualitas dan berdaya saing," kata Nadiem dalam taklimat media awal tahun, Selasa, 5 Januari 2021.
Menurut Nadiem, pengembangan itu juga dipisah berdasarkan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik dan DAK fisik. Anggaran sebesar Rp116,6 triliun digelontorkan untuk DAK Non Fisik, dan DAK Fisik sebesar Rp17,78 triliun.
Penggunaan DAK Non Fisik, kata dia, akan dipakai untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Targetnya, ada 44,6 juta siswa dengan anggaran Rp 53,4 triliun. Lalu, ada Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang ditargetkan menyentuh 6,6 juta siswa dengan anggaran sebesar Rp 4,01 triliun.
Kemudian, untuk Tunjangan Profesi Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) dengan sasaran 1,08 juta guru. Pagu anggaran yang disiapkan sebesar Rp 55,36 triliun.