Nahdiana mengatakan kondisi meratanya sebaran siswa bisa dilihat dari rentang nilai siswa yang diterima pada satu sekolah. Nahdiana mencontohkan, dalam satu SMA, terdapat siswa dengan variasi nilai 70 sampai 96.
"Artinya di tahun 2020 seluruh SMA negeri mempunyai sebaran yang tidak berpolarisasi seperti 2019," kata Nahdiana di Jakarta, Selasa, 14 Juli 2020.
Menurut dia, adanya rentang nilai yang jauh antar siswa mengikis label sekolah favorit. Sebab, siswa dengan nilai tinggi tidak menumpuk pada satu sekolah.
"Jadi sebelumnya terasa sekali sekolah yang punya nilai keunggulan. Jadi tahun ini yang di sini mempunyai indeks dari sisi sebaran nilai," lanjut dia.
Baca: PPDB DKI: 7.758 Kursi Masih Kosong
Menurutnya, hal ini terjadi karena pendekatan jalur zonasi PPDB DKI 2020 melibatkan seleksi usia dan nilai rapor. Sementara pada 2019 hal itu tidak dilakukan.
"Di 2019 menggunakan nilai rapor. Yang diterima berdasarkan nilai ujian nasional, nilai akhirnya terpusat di SMA A nilainya 90 dan 100, Sekolah B nilai 70 sampai 90. Ketika di sekolah C bisa 60 sampai 70," jelasnya.
(AGA)