Dipraktikkan Amerika hingga Korea Selatan
Menurut Octavian, di sejumlah negara maju, militer bahkan dilibatkan penuh mengatasi terorisme. Bahkan, militer menjadi bagian dalam lembaga keamanan nasional setempat.Dia mencontohkan Amerika Serikat memiliki kekuatan militer dalam menghadapi terorisme. Di antaranya ialah US Navy Seal dan US Delta Force. Setiap badan militer, baik US Navy dan US Delta Force, punya aturan main dan undang-undang tersendiri, tetapi berkomitmen bagaimana untuk bekerja sama.
"Jadi, di Amerika Serikat itu pasukan antiterornya lebih dari enam. Mereka tidak melihat tumpang tindih kewenangan sebagai hal yang negatif. Tumpang tindih kewenangan justru dilihat positif, dalam arti bagaimana mereka bisa bekerja sama satu dengan yang lainnya. Baik itu dengan kepolisian, FBI, CIA, dan sebagainya," paparnya.
Di Prancis, lanjut Octavian, penanganan antiterorisme ditangani oleh angkatan bersenjata Commandement des Operations Speciales. Sementara Inggris memiliki SAS British Army. Di Rusia ada Spetsnaz, di Jerman ada Grenzschutzgruppe-9, dan di Korea Selatan ada Special Forces Brigades.
"Ini adalah contoh-contoh pasukan di dunia yang terintegrasi dengan sistem keamanan nasional negara masing-masing," jelas dia.