"Contohnya, Matematika, Bahasa Indonesia, IPA itu akan dijadikan matematika terapan, bahasa Indonesia terapan, IPA terapan," kata Wikan dalam Rapat Koordinasi dan Kick Off Program Ditjen Pendidikan Vokasi secara daring, Kamis, 4 Februari 2021.
Menurut Wikan sejauh ini, di sekolah-sekolah vokasi masih banyak terdapat mapel yang bersifat teoritis. Padahal, sifat mapel tersebut tidak sinkron dengan kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Di sisi lain, pendidikan vokasi membutuhkan sinkronisasi industri, tantangan riil, dan kewirausahaan yang ada saat ini.
"Jadi, mata pelajarannya akan divokasikan. Nilai harus diambil, dari bagaimana siswa menerapkan mapelnya pada project terapan," ujarnya.
Baca: Maret, Vokasi Bakal Unjuk Gigi di Depan 300 Perusahaan
Penerapan mapel yang disesuaikan untuk pembelajaran terapan itu akan dikurasi melalui strategi project based learning. Pada pendidikan vokasi, project based learning akan menjadi basis kuat penyelenggaraan pembelajaran.
Wikan juga mendorong agar Industri mau masuk ke sekolah-sekolah vokasi. Agar perusahaan bisa dan sekolah bisa saling bekerja sama untuk membangun suatu proyek.
"Kamu (siswa) dalam sebuah grup ini akan ada pesenan project dari industri, yang di kerjakan sambil kamu belajar. Jadi, kamu belajar sambil praktekin. Kalau output dari project based learning itu tidak memuaskan industri, maka tidak bisa lulus," jelas Wikan.
Dengan begitu, Wikan berhara pelajar vokasi akan cepat beradaptasi dengan situasi lapangan, bahkan sebelum lulus. Hal itu ditujukan agar ketika mereka lulus, para pelajar vokasi telah siap dan matang untuk bekerja.
"Project based learning ini juga termasuk proyek untuk mengembangkan wirausaha. Jadi semua ini kalau dilakukan, maka mampu menjawab tantangan masa kini dan masa depan," ungkapnya.
(AGA)