Merespons kondisi tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menurunkan tim untuk membantu satuan pendidikan pendidikan, pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik yang terkena dampak gempa.
Kemendikbud saat ini telah membuka Posko di dua lokasi, yakni Balai Pengembangan PAUD dan Pendidikan Msyarakat (BP PAUDDIKMAS) di Kabupaten Mamuju dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di Kabupaten Majene.
Pelaksana tugas (plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kemendikbud, Hendarman menyebutkan, sampai pukul 12.59 WITA, terdata 10 sekolah di Kabupaten Majene, dan 14 sekolah di Kabupaten Mamuju, serta tiga sekolah di Kabupaten Mamasa terdampak gempa. Sekolah tersebut mengalami kerusakan dengan kondisi rusak berat, sedang dan ringan.
“Kemendikbud saat ini masih mendata sekolah yang terdampak gempa,” ujar Hendarman, di Jakarta, pada Sabtu, 16 Januari 2021.
Di Kabupaten Mamuju, lima sekolah dengan kondisi kerusakan kategori ringan yakni SDN Inp. Tajimane, SDN 2 Tapalang, SDN Serang, dan SDN Taan Galung, SMPN 3 Mamuju. Sedangkan tiga sekolah dengan kondisi kerusakan kategori sedang, yakni SDN Inp. Kasambang, SMPN 2 Tapalang, dan SMAN 2 Tapalang.
Sekolah dalam kondisi rusak berat yakni SMKN 1 Rangas, SMPN 2 Mamuju, TK Pembina Terpadu, TK Alquba Kasiwa, TK Aisyah Axuri, dan TK Anggrek Pampioang. Sementara itu, di Kabupaten Majene terdapat lima sekolah dengan kondisi kerusakan kategori berat antara lain TK Pertiwi Malunda, SDN 18 Inp. Banua, SDN 004 Mekatta, SMKS Bunga Bangsa, dan SMKN 6 Majene.