Setahun ini, pengamat pendidikan Indra Charismiadji menilai belum ada kebaruan dari program yang dibuat Nadiem. "(Program) bidang pendidikan juga cenderung tidak berubah, alias itu-itu saja tetapi anggarannya ditambah terus," kata Indra kepada Medcom.id, Rabu, 21 Oktober 2020.
Direktur Pendidikan Vox Populi Institute Indonesia itu menyatakan, Nadiem memang mengeluarkan beberapa program hingga kebijakan. Mulai dari penghapusan Ujian Nasional (UN), Sekolah Penggerak, Guru Penggerak, Program Organisasi Penggerak (POP), maupun penyederhanaan kurikulum.
Namun, kata Indra, program dan kebijakan tersebut bukan inovasi terbaru. Nadiem dinilai hanya merujuk program-program lama dan sekadar berganti nama.
"Apa perbedaannya program Mendikbud sekarang dengan sekolah inti, rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), dan sekolah rujukan yang merupakan program Mendikbud pada periode-periode sebelumnya," terang Indra.
Baca: Setahun Jokowi-Ma'ruf, Peningkatan Skor PISA Masih Jadi PR
Dia juga mempertanyakan perubahan-perubahan nama kurikulum yang selalu berganti seiring pergantian Mendikbud. Mulai dari Kurikulum berbasis kompetensi (KBK), kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), Kurikulum 2013, revisi Kurikulum 2013, dan penyederhanaan kurikulum.
"Sekilas terlihat bahwa tidak ada inovasi baru pada program Kemendikbud, semuanya sebatas ganti nama saja, dan tentunya memakan anggaran lebih banyak. Contoh untuk Ujian Nasional tahun 2020 ini anggarannya Rp 200 miliar sedangkan untuk Asesmen Nasional tahun depan anggaran melonjak menjadi Rp 1,4 triliun," tambahnya.
Padahal, menurut dia, banyak pihak yang berharap lebih kepada Nadiem dalam menggawangi bidang pendidikan. Nadiem kadung dikenal sebagai seorang milenial dengan latar belakang pendiri perusahaan startup digital sukses.
"Harapannya, demi membuat banyak perubahan dalam dunia pendidikan Indonesia sebagai tulang punggung program pembangunan SDM unggul. Evaluasi ini bukan bertujuan mencari siapa yang salah melainkan untuk mencari solusi masalah," tutup dia.
(AGA)