"Tentang frekuensi dan berapa lama orang tua mayoritas mendampingi, kebanyakan memang satu sampai dua jam dan ini merata," kata Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Totok Suprayitno dalam Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi X DPR yang digelar secara daring, Kamis, 21 Januari 2021.
Jika dilihat secara frekuensi, mayoritas orang tua pun hanya bisa mendampingi anaknya satu kali dalam seminggu. Orang tua melakukan interaksi dengan guru pun hanya satu kali dalam seminggu.
Lebih lanjut Totok melanjutkan, tingkat pendampingan orang tua kepada anak ternyata juga dipengaruhi beberapa hal. Dia menyebut salah satu faktornya adalah tingkat pendidikan orang tua.
"Semakin tinggi pendidikan orang tua, semakin dominan orang tua memberikan pendampingan kepada anaknya," jelas dia.
Baca juga: Pembenahan Regulasi Dinilai Kunci 'Menyembuhkan' Tata Kelola Pendidikan
Dia memberi contoh, jika orang tua yang tidak lulus SD akan cenderung tidak memberikan pendampingan. Kecendrungan memberikan pendampingan meningkat seiring tingginya jenjang pendidikan yang dimiliki orang tua.
"Contohnya yang tidak lulus SD, di berbagai cara ini cenderung sedikit dari pada lulusan perguruan tinggi," tutupnya.
(CEU)