Proses menuju IMO dimulai dari seleksi sekolah dan Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) 2019. Peserta-peserta terbaik dari setiap kabupaten/kota dapat mewakili daerahnya untuk mengikuti seleksi provinsi.
Lalu, terpilih 77 peserta terbaik se-Indonesia untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN). Pada 2019, OSN diadakan di Manado dan terpilih sekitar 31 anak peraih medali untuk dipanggil mengikuti Pelatnas. Dari Pelatnas tersebut, dipilih 6 orang yang berhak mewakili Indonesia di ajang IMO 2020.
Dalam sejarah keikutsertaan Indonesia di ajang IMO sejak 1988 hingga 2020, baru lima orang siswa yang berhasil meraih medali emas. Pada awal keikutsertaan, tidak ada peserta Indonesia yang berhasil menjawab satu soal pun secara sempurna.
Baca: Cerita Tenaga Pendidik IPB yang Menjadi Ahli Hypnoterapi
Butuh waktu empat tahun hingga ada peserta Indonesia yang berhasil menjawab satu soal secara sempurna dan butuh delapan tahun untuk Indonesia berhasil mendapatkan medali perunggu (bronze) pertama. Indonesia baru berhasil meraih medali emas pertama di IMO pada 2013, atau setelah 25 tahun ajang itu digelar,
Sedangkan, Tuymaada International Olympiad (Tuymaada) merupakan kompetisi internasional tahunan yang diadakan di Rusia untuk siswa berusia di bawah 18 tahun. Ajang ini iikuti 151 peserta dari tujuh negara, di antaranya Rusia, Kazakhstan, dan Iran.
Pada tahun ini, Tuymaada diadakan secara daring dari 1 hingga 6 Oktober 2020 yang difasilitasi oleh kamera super sensitif untuk mengawasi para peserta. Pada Tuymaada 2020, dari 21 peserta Indonesia hanya Stanve yang berhasil meraih emas. Stanve juga mendapat predikat Perfect Scorer sekaligus absolute winner atau peringkat pertama.
(AGA)