Sebanyak 2.129 mahasiswa yang terdiri dari 1.982 mahasiswa sarjana dan 140 mahasiswa pascasarjana diwisuda pada kesempatan itu. Pada wisuda tersebut, mahasiswa S2 Psikologi Terapan Untar. "Alhamdulillah dengan mengatur waktu secara fokus dan konsisten saya berhasil lulus S2 di Untar," katanya di sela-sela wisuda ke-79.
Andre mengapresiasi Untar yang dinilai memberi kemudahan bagi penyandang disabilitas menempuh kuliah. "Saya apresiasi Untar yang memberi fasilitasi dengan baik bagi kami para disabilitas dapat kuliah dengan dan menyelesaikannya dengan baik pula," ucap Andre.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh dosen dan tenaga kependidikan hingga teman-teman di kampus yang selama ini mendukungnya dalam menyelesaikan studi. "Kalau disebutkan satu per satu tentu akan panjang ucapan terima kasih saya. Tapi berkat mereka saya dapat menyelesaikan studi dengan baik. Terutama teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan bantuan dalam perkuliahan," imbuh Andre.
Rektor Untar, Agustinus Purna Irawan mengatakan, pemilihan lulusan terbaik didasarkan atas masa studi, indeks prestasi kumulatif dan publikasi publikasi karya ilmiah di jurnal internasional dalam berbagai kegiatan nonakademik di tingkat nasional dan internasional selama masa studi. Di sisi lain, Agustinus mengungkapkan, sebanyak 80 persen wisudawan hadir secara offline dalam wisuda yang digelar di Jakarta Convention Center tersebut.
"Kelihatannya wisuda kali ini ada banyak perubahan. Situasinya saat ini makin baik, Jakarta level 2," tutur Agustinus.

Rektor Untar, Agustinus Purna Irawan. Foto: Medcom.id/Citra Larasati
Menurut Agustinus, Untar berkomitmen untuk menjalankan pendidikan inklusi di kampus yang terletak di Jakarta Barat tersebut. Salah satunya dengan membuka kesempatan pagi penyandang disabilitas untuk masuk di hampir seluruh program studi yang ada di Untar.
Tidak berhenti di situ, Untar bahkan siap memfasilitasi hingga memberikan asistensi untuk mempermudah mahasiswa difabel mengakses pembelajaran. "Prinsipnya, kami akan memberikan layanan terbaik yang bisa kami lakukan untuk disabilitas, entah itu fisik maupun nonfisik. Kami siapkan sarana dan prasaran pendukung untuk mahasiswa kami yang berkebutuhan khusus," terangnya.
Saat ini, terdapat 50 mahasiswa penyandang disabilitas yang sedang menempuh pendidikan di Untar. Mahasiswa tersebut tersebar di hampir seluruh prodi, kecuali prodi Kedokteran.
Agustinus meminta pada para wisudawan untuk memberikan sumbangsih kepada keluarga dan masyarakat luas. Menurutnya, seluruh pemangku kepentingan perlu melakukan penyesuaian inovasi dan kreativitas dengan segala perlengkapan adalah kesehatan dan keselamatan bersama.
Baca juga: Dokter Hewan Baru Unair Diminta Tanggap Persoalan Sekitar Ketimbang Uang
"Meski pada saat ini kita masih dalam suasana pandemi covid-19 dan mungkin akan menghadapi atau memasuki era endemi. Kita tetap terus bersemangat untuk menjalankan pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan menjadi tujuan utama," ujar Agustinus.
(CEU)