"Ke depan kita berharap penghargaan atau tunjangan lebih akan diberikan kepada guru dengan kompetensi yang baik atau performa berkualitas dikaitkan dengan kinerja," kata Totok dalam Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI, Rabu, 27 Januari 2021.
Dalam kesempatan yang sama, Totok menunjukkan data Bank Dunia menyebutkan bahwa tunjangan profesi guru selama ini belum berbanding lurus dengan kinerja guru. Padahal tujuan awal dari tunjangan itu diberikan adalah agar guru memiliki semangat dalam membentuk kompetensi peserta didik.
"Terkait dengan tunjangan, Bank Dunia pernah merilis laporan bahwa tunjangan profesi guru belum berpengaruh nyata untuk meningkatkan hasil belajar anak. Ini dari Bank Dunia tahun 2015 lalu. Intinya bahwa tunjangan profesi tersebut belum berpengaruh nyata pada hasil belajar," ungkapnya.
Baca juga: PGRI: Guru Bukan Prioritas Peta Jalan Pendidikan, Cuma 'Tempelan'
Meski begitu, Totok memahami bahwa kesejahreraan guru tetap harus diperhatikan. Semua guru yang telah mengabdi, kata dia, memang harus mendapatkan penghasilan yang layak.
Lebih lanjut, sejauh ini menurutnya memang belum ada peningkatan kualitas guru yang signifikan. Dia menyesalkan model pembelajaran yang selama ini satu arah dan dinilai tidak efektif untuk membentuk kompetensi peserta didik.
"(Kegiatan Belajar Mengajar) Indonesia termasuk irit dalam percakapan. Ini menunjukkan interaksi verbal hubungan argumentasi dialog diskusi Indonesia termasuk rendah dibanding negara lain. (interaksi verbal) Ini yang perlu dikembangkan," tutupnya.
(CEU)