Bagi pemilik mobil listrik, harus mengetahui jenis arus listrik yang digunakan di mobilnya terlebih dahulu. Ada dua arus listrik yang ada yakni AC dan DC. Perbedaan kedua arus listrik ini juga berpengaruh terhadap model soket untuk pencatu daya yang digunakan.
Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Wanhar, sempat ada tiga jenis soket listrik yang akan digunakan di tanah air. Ketiganya adalah 2 AC Charging, DC Charging CHAdeMo, dan DC Charging Combo Type CCS2 yang bakal tersedia di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) milik PLN.
Wuling E100 masih menggunakan soket tipe satu untuk arus AC. Wuling Motors
Marketing Manager PT Powerindo Prima Perkasa (Penyedia alat pencatu daya kendaraan listrik), Julian Billy, lebih lanjut menjelaskan arus listrik yang ditawarkan oleh AC dan DC berbeda. Arus AC akan digunakan untuk pengecasan reguler dan arus DC digunakan untuk fast charging.
"AC charging untuk pengisian normal ada dua tipenya, mudah mengetahuinya yang satu punya tujuh lubang itu tipe satu dan lainnya lima lubang itu tipe 2," ungkap Julian Billy Kamis (5/9/2019) di Balai Kartini Jakarta.
Sementara untuk DC, dikatakan Billy, dari fisiknya memiliki soket yang lebih besar, sehingga pengisian daya baterai lebih cepat karena ampere yang dihasilkan juga lebih besar.

Mitsubishi Outlander PHEV tawarkan soket pencatu daya untuk arus AC dan DC). Mitsubishi
"DC yang CHAdeMo sekitar 30 menit pengisiannya. DC satunya lagi itu CCS2 bentuknya sepasang seperti gabungan AC tipe 2, sama-sama fast charging," sambung Billy.
Pemilik mobil listrik tidak perlu bingung karena di beberapa mobil memiliki dua soket untuk pengisian AC atau DC seperti Mitsubishi Outlander PHEV. Kemudian untuk SPKLU juga tersedia dengan berbagai jenis pencatu daya dalam satu dispenser, sehingga pemilik mobil listrik tidak perlu repot untuk mengisinya.
(UDA)