Manajemen Persib berpendapat, klub memang bisa lega karena akhirnya sudah ada kejelasan tentang nasib kompetisi. Tapi di sisi lain, finansial klub juga mengalami kerugian besar karena telah mengeluarkan dana tidak sedikit untuk mengarungi kompetisi musim 2020.
"Keputusan itu sudah pasti berdampak pada semua klub sebagai peserta kompetisi, tak kecuali Persib. Bagi Persib, dibatalkannya kompetisi 2020 karena kondisi kahar (force majeure), pandemi covid-19, bagai makan buah simalakama. Ada dua sisi yang terasa," tulis pernyataan resmi Persib.
"Yang terpenting adalah pengorbanan besar yang dilakukan semua pihak untuk sepak bola Indonesia selama ini tak boleh sia-sia," tambah pernyataan itu.
Selanjutnya, manajemen tim berjuluk Maung Bandung itu meminta PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) agar segera memutuskan langkah apa yang bakal diambil setelah penghentian kompetisi musim 2020.
Jika melirik kabar beberapa waktu lalu, Persib ingin agar musim kompetisi baru bisa mengikuti kalender Eropa yang bergulir pada Agustus. Alasannya, demi meminimalisir berbagai permasalah klasik sepak bola Indonesia, termasuk bursa transfer pemain.
Sembari menunggu Agustus, Persib pun meminta kepada federasi, operator, dan seluruh klub untuk berembuk lagi memikirkan kekosongan waktu yang bisa merugikan tim. Mereka berpendapat, menyelenggarakan turnamen bisa menjadi opsi menarik.
"Sebab, sebagai klub sepak bola profesional, Persib hidup dari kompetisi dan kegiatan sepak bola. Perlu adanya kepastian jadwal Liga 2021 dan PSSI melakukan aktivasi kegiatan sepak bola selama menunggu dimulainya kompetisi Liga 2021," tulis pernyataan Persib. (ANT)
(KAH)