"Hal ini menghindarkan Indonesia dari tekanan internasional. Tahun 2020 kondisi karhutla menurun dibandingkan dengan tahun 2019," kata Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin, 22 Februari 2021.
Mahfud mengatakan turunnya karhutla disebabkan kondisi iklim La Nina, sehingga terjadi hujan curah hujan cukup tinggi di beberapa wilayah. Selain itu, kepala daerah lebih sigap dalam mengantisipasi karhutla.
"Kesiapsiagaan dan kerja sama semakin membaik antara para pihak baik di pemerintah pusat maupun daerah," ujarnya.
Kendati begitu, beberapa wilayah masih tetap mengalami karhutla. Seperti yang terjadi di Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, NTT, dan Papua.
"Keberhasilan tahun 2020 tentu jangan sampai membuat kita semua lengah. Seluruh stakeholder tetap siaga melaksanakan pengendalian karhutla mulai dengan meningkatkan koordinasi, konsolidasi dan inovasi," ujarnya.
Baca: Strategi Pencegahan Karhutla Jokowi, Mulai Gercep Hingga Pemanfaatan Teknologi
Semua pihak diminta maksimal memonitor cuaca, khususnya deteksi awan dan pengaturan ritme hujan dengan teknologi modifikasi cuaca. Sehingga, modifikasi cuaca dapat dilakukan sepanjang tahun, sejak awal 2021.
"Kita tetap harus lebih waspada meskipun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi La Nina akan terjadi hingga April tahun 2021," kata Mahfud.
(ADN)