"Tentu Amerika punya kepentingan dengan Indonesia ini (sebagai) partner strategis, terutama dengan isu-isu demokratisasi dengan Islam," kata Adi kepada Medcom.id, Minggu, 8 November 2020.
Menurut Adi, Indonesia dikenal sebagai laboratorium politik yang mampu menyatukan keberagaman. Umat Islam sebagai mayoritas, tetapi proses demokrasinya tumbuh dan berkembang baik.
"Banyak negara-negara yang multietnis, multiagama itu hancur berantakan, luluh lantak. Karena tidak bisa mengelola keberagaman ini," ujar Adi.
Baca: Joe Biden Dinilai Lebih Ramah kepada Islam dan Indonesia
AS diyakini membutuhkan hal itu untuk menjaga keharmonisan dengan umat muslim. Biden juga dianggap punya keberpihakan dengan umat Islam, lantaran dalam pidato kampanyenya beberapa mengutip hadis Nabi Muhammad SAW.
Adi mengatakan Indonesia dengan mayoritas umat muslim, bisa membawa isu keberagaman tersebut untuk menjadi bagian penting membangun hubungan diplomatik dengan AS. Pluralisme itu sebagai pondasi kuat dalam membangun politik yang kokoh.
"Demokrasi dengan Islam di Indonesia itu bisa seiring, sejalan membangun peradaban. Saya kira di situ kepentingan Amerika dengan Indonesia. Tentu di bidang lain seperti bidang hukum, politik, ekonomi, dan lain-lain," ujar dia.
(AZF)