"Tidak satu warna saja yang dilindungi, tapi semua harus mendapat pengarahan dan pengayoman dari MUI," kata Bukhori melalui keterangan tertulis, Sabtu, 28 November 2020.
Dia mengingatkan fungsi ulama sebagai penuntun umat. Jangan sampai masuk ke wilayah yang membuat pembelahan umat. MUI jangan sampai termakan isu yang bisa saja dibuat pihak lain dalam rangka memecah persatuan dan kesatuan umat untuk kepentingan tertentu.
"Aspek kesatuan dan persatuan harus menjadi visi MUI. Peran penting ulama menyambungkan tata kehidupan dunia dengan tatanan kehidupan Allah. Saya optimistis MUI akan semakin mengangkat harkat dan martabat ulama serta menyatukan ulama dan umat," kata Bukhori.
Harapan serupa disampaikan Anggota Komisi VIII Ace Hasan Syadzily. "MUI menjadi wadah bagi para ulama, kiai, cendekiawan muslim, dan tokoh agama Islam untuk berkiprah sebagai khadimul ummah (pelayan umat) dalam bidang keagamaan," kata Ace.
Selain itu, sebagaimana tema dalam musyawarah nasional, Ace berharap MUI terus mengedepankan washatiyatul Islam atau Islam moderat. Islam yang rahmah dan ramah, bukan yang marah.
Di sisi lain, dia yakin Miftachul Akhyar akan membawa MUI sebagai mitra yang konstruktif dan memberikan masukan-masukan berharga bagi pemerintah untuk kemajuan umat di Indonesia.
Baca: Miftachul Akhyar Terpilih Sebagai Ketua Umum MUI
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menuturkan MUI bisa menjadi imamah institusionaliyyah atau lembaga yang berperan sebagai imam. Ia meminta MUI menjadi teladan bagi seluruh umat Islam di Indonesia.
Ia berpesan agar MUI terus menyiarkan ajaran Islam moderat. Hal itu diperlukan guna menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
"MUI sebagai imam kelembagaan bagi segenap ormas Islam Indonesia, saya berharap MUI mampu memberi contoh dan teladan dalam memanifestasikan karakter dan sikap organisasi terutama dalam rangka menjaga kesatuan dan persatuan," ujar Ma'ruf dalam Munas MUI, Jumat, 27 November 2020.
(UWA)