"PKTD itu efektif sekali. Misalnya, kemiskinan desa itu data per Maret turun 0,03 persen. Itu berkat PKTD," kata Halim, Jakarta, Jumat, 23 Oktober 2020.
Berdasarkan data Kemendes PDTT per 22 Oktober 2020, program PKTD telah menyerap 1.649.888 pekerja laki-laki dan 137.321 pekerja perempuan. Mereka di antaranya, sebanyak 880.731 pekerja dari rumah tangga miskin (RTM), 22 persen atau 387.130 warga desa yang sebelumnya pengangguran, 391.491 warga setengah menganggur, dan 14.011 pekerja dari kelompok marginal lain.
Dana desa yang dialokasikan sebesar Rp8,78 triliun untuk program PKTD telah menghasilkan besaran upah bagi pekerja hingga Rp2,22 triliun. Kemudian, besaran non-upah sebanyak Rp6,55 triliun.
Baca: Digitalisasi Desa Bakal Jadi Program Prioritas Kemendes PDTT di 2021
Halim mengatakan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2020, persentase pertambahan tingkat kemiskinan pada 2019-2020 minus 0,03 persen. Data itu lebih baik dibandingkan persentase tingkat kemiskinan di perkotaan yang bertambah 0,69 persen.
Pertambahan tingkat kemiskinan di desa yang lebih sedikit daripada di kota menunjukkan program PKTD berhasil. Program itu membantu mengurangi jumlah warga miskin di desa.
Halim memastikan program PKTD akan terus dilakukan dengan memanfaatkan dana desa sebesar Rp26,6 triliun. Ini dilakukan untuk meningkatkan aktivitas ekonomi di desa dan memulihkan ekonomi nasional yang terpuruk akibat pandemik covid-19.
(AZF)