"Kita tidak tahu (misogini) datang dari mana. Kita memang sudah mengenal budaya patriarki, dan kemudian ada kultur yang tidak pernah kita kenal masuk ke tempat kita," kata Lestari alias Rerie dalam sebuah diskusi di Media Center MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat, 4 Desember 2020.
Menurut Rerie, perempuan memainkan peran yang sangat penting dalam masyarakat. Sebab, kemerdekaan Indonesia tak lepas dari peran perempuan seperti Cut Nyak dien, Cut Nyak Meutia, Laksamana Malahayati, Nyi Ageng Serang, Martha Christina Tiahahu, dan Dewi Sartika.
"Banyak sekali pejuang-pejuang perempuan meletakkan dasar-dasar bagaimana perempuan mengambil peran dalam mengawal kebangsaan," ujar Rerie.
Rerie mengatakan Indonesia terbentuk dari berbagai macam keunikan, multietnis, serta beragam agama dan budaya. Hal ini menjadi berkah dan kekayaan bangsa Indonesia.
Setelah sekian puluh tahun lamanya, kata dia, keberagaman itu malah menjadi masalah besar bagi keutuhan NKRI. Rerie pun mengutip pernyataan seorang peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cahyo Pamungkas.
"Dalam 10 tahun ke depan, Indonesia ini akan menghadapi masalah yang luar biasa. Satu, yang berhubungan dengan intoleransi atas masalah yang berhubungan dengan agama dan kepercayaan. Serta, masalah yang berhubungan dengan separatisme," ungkap politikus Partai NasDem itu.
Intoleransi dan separatisme menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah. Khususnya, MPR. Rerie mengajak seluruh masyarakat untuk kembali menyuarakan nilai-nilai kebangsaan serta merajut keutuhan NKRI.
(SUR)