"Ada semacam efek partisanship dalam melihat apakah korupsi itu memburuk atau membaik ya," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan, dalam rilis 'Tren Persepsi Korupsi Indonesia di Masa Pandemi Covid-19', Selasa, 3 November 2020.
Sebanyak 34 persen responden pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin, percaya korupsi meningkat dua tahun terakhir. Sementara itu, 16,8 persen responden menganggap korupsi menurun dan 31,8 persen menganggap kasus rasuah stagnan atau tidak mengalami perubahan.
Baca: Survei: 39,6% Masyarakat Menilai Kasus Korupsi Meningkat 2 Tahun Terakhir
Situasi ini berbeda dengan hasil survei pendukung Prabowo-Sandiaga. Sebanyak 46,1 persen responden menyebut korupsi meningkat. Sedangkan yang berpandangan menurun hanya 8,7 persen, dan 31,2 persen menganggap tak ada perubahan.
Djayadi menyimpulkan pendukung Jokowi-Ma'ruf cenderung memiliki perspektif positif terhadap korupsi. Dengan kata lain, pendukung Jokowi-Ma'ruf lebih sedikit yang memandang ada peningkatan korupsi.
"Pendukung Prabowo cenderung lebih banyak, ini mendekati 50 persen yang memandang bahwa korupsi meningkat," ucap Djayadi.
Lembaga Survei Indonesia melakukan survei pada 13-17 Oktober 2020 dengan asumsi metode simple random sampling. Survei pada 1.200 responden dengan margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Responden diwawancarai melalui telepon.
(ADN)