Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam dalam Dialog dengan Pemimpin Redaksi Media Nasional di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 17 Februari 2021. "Mungkin akhir Februari atau awal Maret (2021) akan keluar lagi dari AstraZeneca, itu 4,6 (juta dosis)," kata Jokowi dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet, Minggu, 21 Februari 2021.
Menurut Jokowi, vaksin tersebut masih dalam proses pembicaraan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Khususnya, terkait penggunaan vaksin tersebut untuk wilayah tertentu.
"Apakah ini nanti dikhususkan di sebuah provinsi sendiri sehingga pengelolaan manajemennya akan lebih mudah, ini yang belum diputuskan," ujar Jokowi.
Baca: Vaksinasi Covid-19 untuk Tenaga Pendidik Mulai 24 Februari 2021
Dia mengatakan vaksin AstraZeneca sama halnya dengan Sinovac yang mesti disuntikkan dua kali dosis. Rentang waktu penyuntikan antara dosis pertama dan kedua juga berbeda.
"Kalau Sinovac itu dua minggu, kalau AstraZeneca itu satu bulan sampai dua bulan, yang ini juga masih belum jelas yang satu bulan untuk siapa, yang dua bulan untuk siapa. Ini saya kira arahnya ke sana," ucap Jokowi.
Sebelumnya, Indonesia menerima 3 juta dosis vaksin covid-19 asal produsen Sinovac. Vaksin ini digunakan untuk sasaran kelompok tenaga kesehatan.
Sebanyak 7 juta dosis vaksin covid-19 sudah disiapkan oleh PT Bio Farma untuk program vaksinasi tahap dua. Vaksin produksi PT Bio Farma mengambil bahan baku dari Sinovac.
Rencananya ada tambahan 11 juta dosis vaksin dari PT Bio Farma. Vaksin tersebut akan didistribusikan pada Maret 2021 bersamaan dengan AstraZeneca.
(ADN)