"Pesawat tidak mengalami ledakan saat membentur air," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021.
Kesimpulan tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan puing-puing pesawat yang ditemukan Tim SAR gabungan di kedalaman 16-23 meter. Secara umum, puing badan pesawat yang ditemukan dengan lebar 80 meter dan panjang 110 meter.
Adapun beberapa bagian pesawat telah ditemukan, yaitu instrumen pesawat dari ruang kemudi, bagian roda pendarat utama, sayap, mesin, kabin penumpang, dan bagian ekor.
"Bagian-bagian ini mewakili seluruh bagian pesawat dari depan hingga ke belekang," kata dia.
Baca: Tinggal 4 Korban Sriwijaya Air SJ-182 yang Belum Teridentifikasi
Temuan lain yang menyebutkan pesawat tidak meledak di udara berasal dari pemeriksaan kondisi turbin pesawat. Turbin masih beroperasi atau hidup sebelum pesawat membentur air.
"Ini diindikasikan bahwa turbin-turbinnya rontok semua. Itu menandakan ketika mengalami impact kepada air mesin masih berputar," katanya.
Selain itu, KNKT menyebut kondisi Sriwijaya Air SJ-182 dalam kondisi baik sebelum kecelakaan. Hal ini berdasarkan berdasarkan data buku catatan perawatan.
"Tidak ditemukan catatan adanya kerusakan pesawat Sriwijaya sejak 6-9 Januari 2021," ujar dia.
(JMS)