"Pemborosan ekonomi akibat kemacetan mencapai triliunan rupiah pertahun di Jabodetabek. Boros bahan bakar, efektivitas dan produktivitas juga jadi menurun," kata Andrinof di Hotel Red Top, Jakarta Pusat, Kamis, 14 November 2019.
Andrinof meyakini pemindahan ibu kota negara akan memudahkan menata Jakarta dan kawasan Jabodetabek. Dia menyebut bukan tak mungkin Jakarta 'bermuka' seperti Sydney, Australia atau New York, Amerika Serikat.
Dia mengatakan penumpukan masyarakat di Ibu Kota memberikan beban berat pada pulau Jawa. Akibatnya lahan pertanian di Jawa semakin terancam.
"Menyelamatkan lahan subur pertanian di Jawa dan menjaga konsistensi komitmen terhadap kebijakan ketahanan pangan nasional," lanjut Andrinof.
Andrinof berharap penataan Ibu Kota baru di Kalimantan Timur dilakukan dengan cermat. Mengingat, lahan Kalimantan Timur begitu luas.
"Lahan yang diperkirakan layak dipilih banyak. Mudah-mudahan selesai asal persiapannya, di seluruh aspek di DPR baik, enggak main politik, niatnya memang mau membangun negara ini," kata dia.
Dia berharap konsep di Ibu kota baru dapat mewujudkan visi Indonesia di 2033, yakni menuju pertumbuhan kesejahteraan yang berkeadilan dan berkelanjutan. "Menjadikan Indonesia memiliki ibu kota publik kelas dunia," kata Andrinof.
(REN)