Saat covid-19 belum terdeteksi masuk Indonesia, sembilan bulan lalu, sejumlah prajurit TNI sudah mendapat tugas mulia dari negara. Tugas yang masuk bagian dari operasi militer selain perang (OMSP) ini bermula datang kepada Perwira Pembantu (Pabanda) satuan Komando Khusus (Koopssus) TNI Kapten Inf Ridwan Maulana, Rabu, 29 Januari 2020.
"Saat itu saya sedang melaksanakan tugas seperti biasa di mako Koopssus TNI di Cilangkap. Tiba-tiba pukul 15.30 WIB saya mendapat perintah untuk menyiapkan personel pengamanan untuk evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Tiongkok," kata Ridwan dalam catatannya berjudul 'Evakuasi WNI di Wuhan dan Observasi di Natuna', seperti dikutip dalam buku Wuhan, Darimu Aku Belajar, Karenamu Aku Merindu.
Perintah tersebut datang dari Asisten Operasi Koopssus TNI Kolonel Inf I Nyoman Yudhana atas permintaan Kementerian Luar Negeri RI. Ridwan diperintah untuk menjemput 243 WNI yang terjebak di Wuhan. Saat itu, Wuhan sudah melakukan lockdown karena wabah covid-19.
Ridwan lantas menyiapkan delapan personel untuk ikut dengannya dalam misi tersebut. Hari itu juga mereka harus bersiap-siap berangkat karena pada 1 Februari pesawat harus berangkat ke Wuhan.
Baca: Evakuasi WNI di Wuhan Dilakukan dalam Waktu 24 Jam
Penjemputan hanya dibatasi lima jam, yakni mulai pukul 00.00 hingga 05.00 waktu Wuhan. Waktu lima jam itu diberikan dari sejak boarding hingga pesawat take off lagi.

Tim gabungan dari KBRI Beijing mendata WNI yang hendak dievakuasi di Bandara Internasional Tianhe, Wuhan, Hubei, China, Sabtu (1/2/2020). Foto: Antara/KBRI Beijing/pras
Jadi, begitu pesawat Airbus 330-300CEO milik Batik Air yang digunakan untuk mengevakuasi WNI tiba di Bandara Tianhe, Wuhan, tim evakuasi tidak bisa berleha-leha. Peralatan pertama yang disiapkan adalah alat pelindung diri (APD), penyemprotan disinfektan di seluruh kabin, serta penyiapan dan penempatan makanan di setiap tempat duduk.
"Pukul 00.00 (2 Februari) pintu pesawat dibuka dan para WNI mulai masuk pesawat," kenang Ridwan.