"Pada asapnya (rokok) ada sel-sel radang yang menyebabkan kemampuan pertahanan tubuh kita berkurang,” kata Vito dalam keterangan tertulis, Kamis, 12 November 2020.
Menurut dia, risiko penularan muncul saat seseorang harus melepas masker untuk merokok. Hal ini diperparah dengan kebiasaan merokok beramai-ramai tanpa memperhatikan keharusan menjaga jarak aman.
Baca: Bamsoet: Diperlukan Dukungan Semua Pihak Pulihkan Perekonomian Indonesia
Vito menyebut merokok bersama sambil mengobrol memungkinkan droplet keluar dari mulut. Ada potensi virus korona masuk dari tangan ke dalam tubuh saat memegang rokok.
Di samping itu, merokok merusak paru-paru sebagai saluran pernapasan yang rentan diserang virus korona. Perokok yang terinfeksi covid-19 bakal lebih susah untuk sembuh.
“Perokok memiliki tingkat kematian dan keparahan yang lebih tinggi dibanding pasien covid-19 yang bukan perokok,” jelas Vito.
Kerentanan terhadap covid-19 juga melanda perokok pasif. Vito pun mengajak masyarakat aktif bergerak agar sirkulasi tubuh lancar sehingga membuat sel-sel kekebalan tubuh kian kuat.
“Jadi pada akhirnya kita juga bisa menjaga tubuh kita secara keseluruhan untuk kuat menghadapi penyakit dan risiko penyakit jantung sekaligus,” kata Vito.
(OGI)