Hingga Selasa (29/4/2014), kasus chikungunya di Republik Dominika dilaporkan mencapai 3.500. Menkes Freddy Hidalgo mengatakan sebagian besar kasus terjadi di dekat ibu kota, namun ada beberapa yang di provinsi bagian utara.
Pernyataan Hidalgo disampaikan dalam sebuah konferensi yang dihadiri perwakilan negara Amerika Tengah. Seperti diwartakan AP, virus chikungunya ini biasa ditemukan di Asia dan Afrika.
Virus ini pertama kali terdeteksi di Kepulauan Karibia pada Desember tahun lalu. Semenjak saat itu, virus menyebar ke pulau sekitarnya.
Chikungunya tidak digolongkan pada penyakit mematikan, namun penderitanya dapat mengalami demam tinggi dan sakit persendian. Sejauh ini belum ada vaksin efektif untuk menyembuhkan penyakit tersebut.
(WIL)