"Ini kita pahami karena kita masih di masa pandemi. Angka ini bisa naik dan turun yang harus jadi perhatian dan evaluasi untuk kewaspadaan," kata juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual, Jumat, 24 Juni 2022.
Dia mengungkapkan positivity rate tertinggi ada di wilayah Jakarta, yakni 8,6 persen. Kemudian, Banten 3,39 persen, Jawa Barat 2,45 persen, dan Bali 2,4 persen.
Dia menyatakan kasus harian juga terus meningkat dari yang mulanya 368 kasus pada 1 Juni 2022 menjadi 1.985 per 23 Juni 2022. Kasus covid-19 di Indonesia didominasi oleh varian Omicron.
Terkait dengan subvarian Omicron yang baru, dari data Kemenkes tercatat ada 143 pasien terjangkit BA.4 dan 155 orang terinfeksi BA.5. Kasus itu berasal dari Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Bali.
Kendati begitu, kata Syahril, sebagian besar pasien mengalami gejala ringan. Mulai dari batuk, demam, dan flu. Selain itu, kasus kematian berjumlah rata-rata 10 orang per hari.
Baca: Epidemiolog Unair Sebut Prokes Masih Jadi Kunci Pencegahan Omicron BA.4 dan BA.5 |
Syahril mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) mengingat kasus covid-19 di Indonesia masih tinggi. Masyarakat yang belum divaksin diminta segera melakukan vaksinasi.
Cakupan vaksinasi dosis 1 di Indonesia mencapai 74 persen. Sedangkan dosis 2 sebesar 62 persen dan vaksinasi booster masih di bawah 50 persen.
"Sebagaimana target dari WHO, kita harus mencapai 70 persen vaksin dosis lengkap sesuai jumlah sasaran populasi. Semua provinsi harus dapat kita intervensi agar vaksinasi tercapai karena kita pahami dengan vaksinasi ini akan meningkatkan daya tahan atau imunitas. Khususnya, orang yang sudah divaksin tidak akan mengalami gejala yang berat apabila terinfeksi covid-19," tegas Syahril.
(JMS)